Distorsi, sesuai dengan namanya yang artinya adalah "rusak", atau dalam amplifier itu berarti merusak sinyal dengan cara memberikan input sinyal yang jauh lebih besar dari kemampuan suatu perangkat. Sebenarnya ini adalah masalah mudah tetapi dibuat rumit. Mengapa? Karena ada dua jenis perusakan sinyal yang utama, yaitu distorsi via tabung, dan distorsi via transistor. Dan dari kedua perangkat tersebut menghasilkan karakter pemangkasan atau perusakan sinyal yang berbeda.
Yang pertama adalah distorsi yang terjadi dari tabung. Vacuum Tube, atau biasa dikenal dengan Valve atau Tube, adalah perangkat klasik yang digunakan dalam amplifier untuk memperbesar sinyal. Sayangnya tabung itu bekerja secara tidak sempurna. Dia tidak sanggup memberikan attack atau peak sinyal yang tinggi, dan yang utama adalah tidak bisa menghasilkan frekuensi tinggi. Dari kedua kelemahan itu, di sisi kelemahan kekurangan attack, tabung akan memberikan kesan suara yang terasa sedikit terkompres, dan di sisi kelemahan yang tidak bisa menghasilkan frekuensi tinggi, maka suara akan terasa warm. Ditambah lagi tabung merupakan perangkat yang paling mudah terdistorsi, tapi distorsi yang terjadi di tabung itu unik, karena selain memangkas sinyal, tabung juga seakan berusaha untuk memperbaikinya agar pemangkasan yang terjadi tidak secara kasar, dan memberikan pemangkasan yang terkesan halus.
Berbeda dengan distorsi yang terjadi di transistor, distorsi akan terjadi di saat sinyal melebihi batas kemampuan transistor tersebut, dan pemangkasan sinyal terjadi secara kasar. Tetapi kemampuan transistor untuk menghasilkan sinyal yang lebih besar powenya, jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tabung. Ia bisa menghasilkan frekuensi yang bahkan sangat tinggi, dan juga tidak menurunkan attack di sinyal. Jadi sinyal yang ia hasilkan hampir sama dengan sinyal yang ia terima tetapi dengan power yang lebih besar.